Sejak Papa mejalani perawatan cuci ginjal dengan metode CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis) di bulan September 2007, kondisinya semakin lemah. Papa berulangkali harus dirawat di RS bahkan sempat mengalami kritis di hari Jumat dan Sabtu lalu, 30-31 Mei 2008. Tensinya yang naik drastis menyebabkan Papa sempat meronta kesakitan dan kehilangan kesadaran. Kami semua hanya bisa memegang tangan dan kaki Papa yang meronta, sambil menangis tak henti dan berusaha membujuk Papa agar tenang. Tapi rontaan Papa sangat masuk akal. Siapa kiranya yang bisa menahan sakit sedemikian rupa dengan tensi 256/100? Bahkan banyak yang mengira Papa sudah tidak bisa bertahan. Minggu, 1 Juni, Papa sadar tapi tidak ingat apa yang sudah terjadi di hari kemarin…lalu sorenya kami meminta gereja untuk bisa mengadakan Perjamuan Kudus untuk Papa dan kami sekeluarga.
Sedih melihat kondisi Papa yang begitu lemah, tapi juga terhibur dengan semangat Papa yang masih sedemikian besar. Di Senin siang, 2 Juni, saya sempat melihat mata Papa berair, lalu bertanya “Papa nangis?” dan dijawab olehnya, “Ah, gak mungkin aku nangis..
Saat ini, Papa masih menjalani pengobatan di RS. Masih tergolek lemah dan sering uring-uringan dengan cekukan yang kerap mengganggu—saya baru tahu bahwa orang yang sakit ginjal memang sering didera cekukan. Tadi pagi saat menemani Papa bersaat teduh, ia tersenyum, lagi-lagi mencoba menunjukkan semangatnya yang masih membara. Ya Papa, menari dan bernyanyilah. Puaskanlah hatimu mengejar yang ingin kau lakukan, walaupun keterbatasan mengekangmu demikian dahsyat. Tapi Papa juga harus mau rehat jika sudah merasa letih. Kami sudah dianugerahi limpahan ajaranmu yang selalu berlandaskan kasih. We love U so much, Pa!
Aku Ingin Menari Seperti Daun Gugur
Oleh: MS Hutagalung
Kuperhatikan sebatang pohon
Banyak daunnya yang rontok
Sebelum waktunya
Berserakan di tanah
Yang lepas sendiri dari ranting
Karena cukup tua
Daun itu meliuk-liuk di udara
Seperti menari-nari
Segan jatuh ke bumi
Sebelum memamerkan tarian
Dan warnanya yang coklat kekuning-kuningan
Walaupun akhirnya jatuh ke tanah
Tempat asalnya
Akupun ingin seperti daun itu
Menarikan tarian yang paling indah
Atau menyanyikan sebuah lagu paling merdu
Sebelum jasadku kembali bersatu dengan tanah
Sebagai ucapan terima kasih kepada Pemberi Hidup
(Rawamangun, Akhir Mei 2007)
I want to Dance like a Falling Leaf
I saw a tree
Lots of its leaves were falling
Before their time
Scattered about on the ground
There was a single leaf
Off its branch
As its time was end
It was moving in the air
Like dancing
Feeling reluctant to land on earth
Before showing its dancing performance
And its yellowish brown color
Although finally down on earth
Where it belongs
I want to be like that falling leaf
Dancing the most beautiful dance
Singing the most melodious song
Before my body returns to become one with earth
As the expression of gratitude towards
The Maker of Lives
(Rawamangun, end of May 2007)
8 comments:
Hi beb
a very touching story. and a lovely poem. mudah2n dalam waktu dekat, blog kumpulan puisi papa bisa diselesaikan ya. semoga papa cepat sembuh. main piano lagi. menulis lagi. berkomentar pendek2 tentang cucu2nya lagi.
Makasih ya beb. Mudah-mudahan ya, Papa masih kuat nanti main piano dan menambah puisinya. Cucu-cucu pasti selalu nambah semangat Papa, apalagi Gita dan Artia semakin pintar bercerita. Doa mereka untung Ompung Dolinyapun selalu dihaturkan tiap malam.
hi tel. syukurlah sekarang papah sudah kembali pulang ke rumah ya tel...saat2 kemaren memang membuat kita semua cemas....pengen ketemu papah lagi, senang melihat semangat beliau, yang tak pernah surut sekalipun didera penyakit dan usia....oya, aku juga pengen bisa mendengar papa main piano tel...a vision just across my mind, papa dan aku berduet bareng bermain piano yg mengalunkan lagu "Amazing Grace", tella yang nyanyi, dan papiku mendengarkan kita semua....aaah....
Lia!!! Pengen banget visionmu bisa terwujud. Lia nanti mampir lagi ke rumah ya dan main piano bareng Papa. Nanti kalau udah cukup sehat bisa gantian menghibur si Papi:) "Amazing Grace" lagu kesukaan Papa juga tuh. Papa udah mulai nulis lagi nih Li, tepatnya Mama yang mencatat omongan Papa, lalu nanti aku yang bantu ngetik:) Saling mendoakan ya. Hugs.
Tel, amazing ya papa-nya stella sangat berjiwa besar di setiap keadaan. Semoga beliau mendapatkan yang terbaik, seperti yang selama ini beliau lakukan, selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Salam buat papa, he is so inspiring.
Makasih banyak ya Git. Makasih untuk doamu. Papa masih punya banyak keinginan. Mudah-mudahan semua bisa tercapai. Keterbatasan yang dia alami saat ini sering membuat Papa frustasi, tapi syukurlah Papa selalu mau mencoba tegar lagi..dan semua rasa sedih dan syukur dituangkan dalam puisinya:)
Dearest Stella, semoga papamu cepat sembuh ya.
Desny, makasih banyak ya! Iya,itu juga doaku agar kondisi Papa semakin hari semakin baik. Amen.
Post a Comment