Wednesday, November 01, 2006

akses, akses dan akses

Dr M Yunus, ekonom Banglades, yang menerima hadiah nobel perdamaian (13 Oktober 2006)benar-benar membuktikan bahwa orang miskin dari kelompok paling papa sekalipun berhak untuk keluar dari kemiskinan mereka. Yunus memulai program pemberantasan kemiskinan di Banglades pada tahun 1974. Yunus memberian kredit mikro tanpa agunan untuk kaum papa yang tidak dapat mengakses pinjaman bank. Melalui programnya, jutaan orang miskin di Banglades bisa terbebas dari isapan lintah darat dan tengkulak.
Untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2006, Komite Nobel Norwegia memutuskan pemberian kemenangan pada figur dan badan, yang tidak bicara secara eksplisit soal perdamaian tetapi yang menata salah satu pilar terpenting perdamaian, yakni pemberantasan kemiskinan. Komite menegaskan bahwa perdamaian yang langgeng tak akan bisa diraih jika sebagian besar warga tidak menemukan jalan untuk keluar dari jeratan kemiskinan. Kredit mikro adalah salah satu cara untuk mewujudkan hal itu.
Sesungguhnya Yunus memberikan akses bagi para kaum papa. Dengan kredit mikro yang mereka peroleh dari Grameen bank, mereka mendapat modal untuk memulai usaha dan keluar dari himpitan kemiskinan. Yunus sangat yakin bahwa jika orang miskin diberi akses kredit seperti yang diberikan kepada orang kaya, mereka pasti bisa mengelolanya dengan baik. "Berikan kredit kepada orang miskin, mereka akan bisa mengurus dirinya," katanya. Keyakinan Yunus tidak meleset. Program kredit mikro yang digulirkannya terus berkembang. Jutaan orang miskin pun bisa keluar dari jerat lintah darat setelah diberi kredit mikro.
Program ini menjadi semacam gugatan Yunus terhadap ketidakadilan dunia terhadap kaum miskin. "Mengapa lembaga keuangan selalu menolak orang miskin? Mengapa informasi teknologi menjadi hak eksklusif orang kaya," tuturnya.
Keuletan perjuangan yang ia lakukan sejak 1974 membela kaum miskin terutama perempuan berbuah sangat baik. Grameen bank kini mampu menyalurkan kredit puluhan juta dollar AS per bulan kepada 6,6 juta warga miskin yang menjadi peminjamnya. Sebanyak 96 persen nasabah bank ini adalah kaum perempuan.
Harapan banyak pihak tentu akan semakin banyak lembaga yang mengadopsi program kredit mikro ini dan konsisten membantu para kaum papa.
(dari berbagai sumber)

13 comments:

Anonymous said...

hi Stella,

bagus banget posting yang ini :)
dulu saya pada saat mengikuti IIWE Juni - July 2006 di Paris juga dapet studi kasus Grameen Bank untuk Sustainability Project for Women Empowerment.
Semoga di Indonesia juga bisa diaplikasikan contoh yang bagus ini :)

Stella Aleida Hutagalung said...

Thx Tami, ini hanya mencoba merangkum berita2 tentang Yunus dan Grameen bank dari berbagai sumber. Sebenarnya koperasi unit desa sudah memberikan program yang bagus. Hanya saja mungkin kehebatan dari Grameen bank adalah mereka mendampingi nasabahnya dengan tekun dan langsung ke lapangan, melihat kondisi riil yang dihadapi oleh nasabah. Menganggap para nasabah sbg mitra.

Anonymous said...

Jadi inget nih, dulu temen saya pernah bilang kalo di Semarang juga ada koperasi yang spt Grameen Bank untuk penjual makanan keliling (istilah Semarangnya: Gilo-Gilo) :D namun proses pendampingannya hanya berjalan sebentar. Nah jadi ketahuan ya ini lackingnya dibanding Grameen Bank. Setuju dengan statementnya Stella :)

* gita * said...

Nice posting, Tel. Gue pikir peran perempuan juga ikut berkontribusi dalam kesuksesan program Grameen bank ini. Mungkin kalau program KUDnya bisa dicoba untuk perempuan bakal bisa seperti Grameen bank. Seperti Sen bilang, investasi untuk perempuan akan memberi banyak pengaruh buat society. (Duh, koq gue jadi kayak aktivis perempuan? Hehe)

Stella Aleida Hutagalung said...

Sebenarnya perempuan dan masyarakat miskin selama ini makin terpuruk karna jauh dari akses terhadap jenis kapital apapun--kapital sosial, kapital budaya, kapital ekonomi. Makanya kran untuk akses ini harus dibuka untuk mereka.

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

Magnific!

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.